Mabit atau menginap di sekolah merupakan salah satu kegiatan penting yang diadakan untuk siswa-siswi kelas 6 MI Mumtaza. Kepala Madrasah MI Mumtaza, Ali Wiyoto, M.E, M.Pd. atau biasa disapa Mr. Alwi berharap, Mabit kali ini menjadi kenangan bagi siswa-siswi setelah lulus dari sekolah, dan menjadi bekal bagi mereka dalam kehidupan sehari-hari.
"Harapannya ada oleh-oleh atau kenangan (bagi siswa-siswi kelas 6) disaat nginep di sekolah dalam kondisi sanlat," ungkap Mr. Alwi kepada penulis.
Mr. Alwi melanjutkan, momen sanlat bisa jadi sarana bagi guru untuk mengkroscek praktik ubudiyah siswa. Dimulai dari bersuci atau wudlu, yang diawali dari dari niat wudlu, praktik wudlu sampai doa setelah wudlu disamping beragam praktik ibadah lainnya, seperti sholat, dari ashar sampai subuh termasuk terawih dan tahajud, yang mana para guru dapat melihat langsung praktik sholat mereka. Tentunya Hal ini sesuai dengan ujian praktikum ibadah kelas 6 sebagai salah satu standar kelulusan mereka.
"Sesuai dengan arahan guru kami yang ada di yayasan, khususnya Abi Shodiq bahwasanya (Mabit) ini menjadi momentum untuk memastikan praktik ubudiyyah anak-anak," katanya.
Lebih lanjut sanlat juga menjadi sarana pembelajaran bagi siswa untuk lepas dari handphone (hp). Karena beberapa pesantren tidak memperbolehkan memegang hp setiap hari. Hal itu penting agar anak-anak fokus beribadah dan tidak terganggu dengan gadgetnya.
Ada juga tantangan lain bagi siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ini, yakni bangun malam hari untuk beribadah dan sahur. Namun demikian, alhamdulillah siswa-siswi kelas 6 MI Mumtaza bisa melewatinya dengan baik.
------------------------------------
Penulis: Jaja s.
Penyunting : Ahmad M.